Konsep dan Jenis-Jenis Kurikulum


“JENIS-JENIS KURIKULUM”


BAB I

PENDAHULUAN

Banyak orang yang menganggap kurikulum berkaitan dengan bahan ajar atau buku-buku pelajaran yang harus dimiliki peserta didik, sehingga perubahan kurikulum identik dengan perubahan buku pelajaran. Apakah kurikulum hanya berkaitan dengan bahan ajar? Apakah aktivitas siswa mempelajari bahan ajar tidak termasuk kurikulum? Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku ajar akan tetapi banyak persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan, persoalan materi pelajaran, serta persoalan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal itu.
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlariu dari mulai start sampai finish.
Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam penafsiran yang berbeda itu, ada juga kesamaannya bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum memang diperuntukkan untuk anak didik.
Murray Print memandang bahwa sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.
Pergeseran pemaknaan kurikulum dari sejumlah mata pelajaran kepada pengalaman, selain disebabkan meluasnya fungsi dan tanggung jawab sekolah, juga dipengaruhi oleh penemuan-penemuan dan pandangan-pandangan baru khusunya penemuan dalam bidang psikologi belajar. Pandangan baru dalam psikologi menganggap bahwa belajar itu bukan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, akan tetapi proses perubahan perilaku siswa. Dengan demikian, siswa telah belajar manakala telah memiliki perubahan perilaku. Tentu saja perubahan perilaku itu akan terjadi manakala siswa memiliki pengalaman belajar. Oleh sebab itu dalam proses belajar, pengalaman dianggap lebih penting daripada hanya sekedar menumpuk sejumlah pengetahuan.
Adapun berbeda pendapat mengeani kurikulum sebagai program atau perencanaan belajar seperti diekemukakan Hilda Taba, didikuti oleh tokoh-tokoh lainnya seperti Daniel Tanner dan Laurel Tanner (1975) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang berisi tentang petunjuk belajar serta hasil yang diharapkan.
Kurikulum sebagai suatu rencana tampaknya sejalan dengan rumusan kurikulum menurut undang-undang pendidikan kita yang dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Sebelum mengenal lebih jauh tentang kurikulum maka kita harus mengetahui jenis-jenis kurikulum tersebut, oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas tentang jenis-jenis kurikulum.

1.      Apa pengertian kurikulum?
2.      Sebutkan macam-macam jenis kurikulum?

BAB II

PEMBAHASAN

Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga bidang atletik pada zaman Romawi kuno di Yunani. Dalam bahasa Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run), kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya. Curriculum is the entire school program and all the people involved in it. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan seterusnya. [1]
Dalam Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 200 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. [2]
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian kurikulum, sebagai berikut: [3]
·         S. Nasution mengungkapkan, kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
·         Nana Sudjana mengungkapkan, kurikulum adalah program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan dan diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, di berikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak didik.

Kurikulum dapat dibedakan menjadi: [4]
a.       Kurikulum nasional (national curriculum), yaitu kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional.
b.      Kurikulum daerah, yaitu kurikulum yang disusun oleh masing-masing daerah, misalnya di masing-masing Kabupaten/Kota.
c.       Kurikulum sekolah (school curriculum), yaitu kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum.
Kurikulum mengenal beberapa istilah sebagai berikut: [5]
a.       Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum.
Jadi, kurikulum ideal adalah kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai acuan atau program guru dalam proses belajar mengajar, karena kurikulum ini menjadi pedoman bagi guru maka kurikulum ideal disebut juga sebagai kurikulum formal atau kurikulum tertulis (written curriculum).[6]
b.      Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedangkan pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar. [7]
c.       Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksaaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari pesert didik itu sendiri. Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagi contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta didik. [8]
a.      Separated Subject Curriculum
Separated subject curriculum dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah, berarti kurikulumnya dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya.
Tyler dan Alexander menyebutkan bahwa jenis kurikulum ini digunakan dengan school subject, dan sejak beberapa abad hingga saat ini pun masih banyak didapatkan di berbagai lembaga pendidikan. Kurikulum ini terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran yang tujuan pelajarannya adalah anak didik harus menguasai bahan dari tiap-tiap mata pelajaran yang telah ditentukan secara logis, sistematis, dan mendalam. [9]
Kurikulum mata pelajaran dapat menerapkan syarat-syarat minimum yang harus dikuasai anak, sehingga anak didik bisa naik kelas. Biasanya bahan pelajaran dan tetxbook merupakan alat dan sumber utama pelajaran . kurikulum mata pelajaran atau subject curriculum terdiri dari mata pelajaran (subject) yang terpisah-pisah, dan subject itu merupakan himpunan pengalaman dan pengetahuan yang diorganisasikan secara logis dan sistematis oleh para ahli kurikulum(experts). 
Gambar 1. Separated Subject Curriculum
Kurikulum pada mata pelajaran ini menghendaki anak didik untuk mengambil mata pelajaran yang lebih banyak. Misalnya, dari gambar di atas, bahasa arab ada mata pelajaran khat, qiraat, sharaf, nahwu, muhadatsah, dan balaghah.[10]
b.      Correlated Curriculum
Kurikulum ini mengandung makna bahwa sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara yang satu dengan yang lain, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas. Sebagai contoh, pada mata pelajaran fikih dapat dihubungkan dengan mata pelajaran Al-Qur’an dan Haid. Pada saat anak didik mempelajari shalat, dapat dihubungkan dengan pelajaran Al-Qur’an (Surat al-Fatihah, dan suart lainnya) dan hadis yang berhubungan dengan shalat, dan lain sebagainya. [11]


Soal shalat dibicarakan dalam Pelajaran Fikih atau Pelajaran Al-Qur’an

Soal Pelajaran Ekonomi dibicarakan dalam Pelajaran Sejarah atau Pelajaran Ilmu Hewan
Gambar 2. Correlated Curriculum
Masih banyak cara lain menghubungakan pelajaran dalam kegiatan kurikulum. Korelasi tersebut dengan memerhatikan tipe korelasinya, yakni: [12]
1)      Korelasi okkasional/insidental, maksudnya korelasi didasarkan secara tiba-tiba atau insidental.
Misalnya: pada pelajaran sejarah dapat dibicarakan tentang geografi dan tumbuh-tumbuhan.
2)      Korelasi etis, yang bertujuan mendidik budi pekerti sehingga konsentrasi-konsentrasi pelajaranya dipilih Pendidikan Agama.
Misalnya: pada Pendidikan Agama dibicarakan cara-cara menghormati tamu, orang tua, tetangga, kawan, dan lain sebagainya.
3)      Korelasi sistematis, yang mana korelasi ini biasanya direncanakan oleh guru.
Misalnya: bercocok tanam padi dibahas dalam Geografi dan Ilmu Tumbuh-tumbuhan.
c.       Broad Fields Curriculum
Kurikulum Broad Fields kadang-kadang disebut kurikulum fusi. Taylor dan Alexander menyebutkan dengan sebutan The Broad Fields of Subject Matter. Broad Fields menghapuskan batas-batas dan menyatukan mata pelajaran (subject matter) yang berhubungan dengan erat. Hilda Taba mengatakan bahwa “The broad fields curriculum is essentialy an effort to automatization of curriculum by combining several specific areas large fields (The board fields curriculum “adalah usaha meningkatkan kurikulum dengan mengombinasikan beberapa mata pelajaran). Sebagai contoh: Sejarah, Geografi, Ilmu Ekonomi dan Ilmu Politik disatukan menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). [13]

Fuaduddin & Karya dalam buku (Abdullah Idi : 2014) mengemukakan tentang kurikulum broad fields dalam kaitannya dengan kurikulum di Indonesia. Dia menjelaskan tentang lima macam bidang studi yang menganut broad fields, yaitu:[14]
1)      Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan peleburan dari mata pelajaran Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Kimia dan Ilmu Kesehatan.
2)      Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan peleburan dari mata pelajaran Ilmu Bumi, Sejarah, Civic, Hukum, Ekonomi dan sejenisnya.
3)      Bahasa, merupakan peleburan dari mata pelajaran Membaca, Menulis, Mengarang, Menyimak dan Pengetahuan Bahasa.
4)      Matematika, merupakan peleburan dari Berhitung, Aljabar, Ilmu Ukur Sudut, Bidang, Ruang dan Statistik.
5)      Kesenian, merupakan peleburan dari Seni Tari, Seni Suara, Seni Klasik, Seni Pahat dan Drama.
d.      Integrated Curriculum
Kurikulum terpadu (integrated curriculum) merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Integrasi diciptakan dengan memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin atau mata pelajaran. Kurikulum jenis ini lebih banyak melakukan kerja kelompok, masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar.
Kurikulum terpadu sangat mengutamakan agar anak didik dapat memiliki sejumlah pengetahuan yang fungsional dan mengutamakan proses belajarnya. Adapun memperoleh pengetahuan yang fungsional adalah karena ilmu tersebut dikelompokkan berhubungan dengan usaha memecahkan masalah yang ada. Sebagai contoh, dengan belajar membuat radio, anak didik sekaligus mempelajari hal-hal lain yang berkaitan dengan listrik, siaran, penerimaan dan sebagainya (Nasution,1993:111).[15]

Kesimpulan

Pengertian kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Adapun macam-macam konsep dan jenis-jenis kurikulm sebagai berikut:
1.      Kurikulum berdasarkan pengembangan dan penggunaannya. Yaitu: a. Kurkulum nasional, b. Kurikulum daerah, c. Kurikulum sekolah
2.      Kurikulum berdasarkan konsep pelaksanaannya. Yaitu: a. Kurikulum ideal, b. Kurikulum aktual, c. Kurikulum tersembunyi.
3.      Jenis-jenis kurikulum berdasarkan bentuk penyajian bahan pelajaran. Yaitu: a. Separated Subject Curriculum, b. Correlated Curriculum, c. Broad Fields Curriculum, d. Integrated Curriculum



Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Idi, Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Majir, Abdul. 2017. Dasar Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Deepublish.
Sarinah. 2015. Pengantar Kurikulum. Yogyakarta: Deepublish.




[1] Zainal Arifin. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011). Hlm. 2-3.
[2] Sarinah. Pengantar Kurikulum. (Yogyakarta: Deepublish. 2015). Hlm. 20
[3] Ibid., hlm. 20
[4] Zainal Arifin. hlm. 79
[5] Abdul Majir. Dasar Pengembangan Kurikulum (Yogyakarta: Deepublish. 2017). hlm. 78
[6] Sarinah. Hlm. 26
[7] Abdul Majir. Hlm 78
[8] Ibid., hlm. 78
[9] Abdullah Idi. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2014). hlm. 115-116
[10] Ibid., hlm. 116
[11] Ibid., hlm. 116
[12] Ibid., hlm. 117
[13] Ibid., hlm. 117
[14] Ibid., hlm. 118
[15] Ibid., hlm. 119-120

Postingan populer

PSIKOLOGI AGAMA "KEPRIBADIAN dan SIKAP KEBERAGAMAAN"

METODE KERJA KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN PAI

Penyelenggaraan Rapat di Sekolah